Buka usaha warung makan dengan yakin dan tawarkan cita rasa yang unik. Anda akan langsung mendapat pelanggan di bulan pertama.
Memulai usaha rumah makan sederhana kadang tak semulus yang dibayangkan. Tapi bila sudah jalan, bisnis ini akan mendapatkan banyak keuntungan.
Hal ini karena cita rasa makanan itu soal selera atau cocok-cocokan. Bila seseorang sudah cocok dengan rasa makanan yang dijual, dia secara otomatis akan jadi pelanggan loyal. Sebaliknya, jika rasanya tak sesuai selera, maka mereka akan enggan balik lagi ke warung Anda.
Maka dari itu, memberikan kesan pertama yang baik merupakan kunci sukses dalam keberhasilan bisnis warung makan ini, baik di tingkat desa maupun kota.
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai peluang, resiko, modal, dan kiat sukses mendapatkan pelanggan sejak awal buka warung. Selamat mengikutinya sampai selesai.
Peluang usaha warung makan di desa dan di kota
Bisnis restoran atau warung memiliki peluang yang cukup besar sebab produknya merupakan kebutuhan dasar manusia, yakni pangan. Anda dapat memulainya di kota maupun di desa.
Secara umum, peluang bisnis ini besar disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
- Produk diperlukan setiap hari.
- Sebagian orang suka makan di luar sembari nongkrong dengan teman atau keluarga.
- Barangnya cepat laku.
- Bisa dijalankan di rumah maupun di pinggir jalan raya.
- Modal awalnya kecil.
- Kalau tidak habis, bisa dimakan sendiri atau dibagikan ke tetangga sebagai shodaqoh.
Selain peluang di atas, yang perlu Anda tahu dari bisnis ini adalah konsepnya. Lebih detail, konsep warung yang dibuka di desa berbeda dengan di kota.
Bila Anda membuka warung di kota, maka konsepnya kebanyakan lebih elegan dan lengkap. Tapi kalau di desa, menunya lebih tradisional, desain warungnya sederhana, dan kebanyakan fokus di satu menu saja.
Meski konsepnya berbeda, bisnis ini tetap jadi salah satu bisnis yang potensial di desa maupun di kota. Tapi dengan nominal modal yang jauh berbeda.
Resiko usaha rumah makan
Risiko bisnis rumah makan tergantung pada pilihan lokasinya. Maksudnya, jika Anda menjalankan di desa, maka tentu risikonya berbeda dengan menjalankan bisnis ini di kota.
Agar lebih jelas, berikut ini ulasan mengenai resiko-resiko yang mungkin dialami oleh para pemilik usaha rumah makan:
Makanannya tak habis (basi)
Resiko utama dari bisnis ini adalah makanan tak habis dan bila dibiarkan akan basi. Ini terjadi pada semua bisnis yang dijalankan baik di kota maupun di desa.
Solusinya, bila sisanya masih sedikit bisa langsung dimakan sendiri. Bila banyak, Anda dapat langsung memberikannya ke orang lain sebagai bentuk shodaqoh. Jangan ragu untuk berbagi karena dengan berbagi, hasilnya akan kembali ke kita dengan berlipat-lipat.
Yang perlu diingat, jangan sampai menjual ulang makanan yang tidak habis di hari berikutnya dengan cara dihangatkan. Sebab ini mempengaruhi kualitas makanan yang dijual.
Persaingan
Pesaing usaha warung makan tergantung pada lokasi yang dipilih untuk mendirikan usaha. Jika Anda membuka bisnis warung di perkotaan, maka persaingannya banyak. Karena memang lebih padat penduduk.
Apalagi jika lokasinya dekat kampus atau tempat kos-kosan mahasiswa. Di sini, jumlah warung menjamur di pinggir-pinggir jalan. Belum lagi waralaba makanan yang juga menggelar lapaknya berdempetan.
Kalau di desa beda lagi. Di sini persaingannya tak seketat di perkotaan karena jumlah pemilik usaha juga tak terlalu banyak.
Kiat sukses dalam persiapan membuka rumah makan
Peluang yang besar harus dimanfaatkan dengan baik agar bisa menutupi resikonya. Kiatnya akan disampaikan lewat ulasan di bawah ini:
Utamakan cita rasa
Hal yang paling utama dalam usaha warung makan adalah rasanya. Pastikan bahwa makanan yang dijual memiliki cita rasa yang lezat dan disenangi oleh masyarakat sekitar.
Untuk memastikannya, Anda perlu melakukan tes. Biarkan keluarga atau orang di sekitar Anda mencicipinya. Kalau responsnya bagus, maka silakan jual dengan lingkup yang lebih luas.
Punya menu andalan atau unik
Untuk membuka warung biasanya ada beberapa menu yang disajikan. Meski begitu, sebagai penjual Anda harus memiliki menu utama yang diandalkan.
Menu andalan inilah yang nantinya akan mengundang testimoni dari para pelanggan hingga mau menceritakan dan mengajak orang lain untuk ikutan beli.
Sebagai contoh, meski warung padang menjual banyak menu masakan. Yang paling khas dari rumah makan ini adalah rendangnya.
Lokasi terbaik dan strategis
Anda harus memilih lokasi terbaik dan strategis untuk mendapatkan pelanggan. Mulailah dari tempat yang banyak penduduknya atau mayoritas mereka punya kegiatan sehingga tidak bisa memasak. Contohnya area rumah pekerja, petani, atau kos mahasiswa.
Bahan makanan yang terbaik
Untuk menghasilkan kualitas makanan yang bagus, Anda harus mulai dari bahan-bahan yang berkualitas. Pilihlah supplier bahan makanan terbaik dan mau diajak bekerja sama untuk memberikan produk-produk segar kepada Anda.
Kebersihan warung harus diutamakan
Masakan selalu identik dengan kesehatan. Jelas ini tak bisa dipisahkan dengan tingkat kebersihan dan nilai higienis dari tempatnya.
Pastikan Anda membersihkan meja, lantai, peralatan memasak sampai bersih. Tata dengan rapi supaya terlihat indah dipandang.
Patok harga beli sesuai dengan daya beli masyarakat
Coba perhatikan, harga makanan di desa dan di kota jelas berbeda. Di kota makanan dibanderol dengan harga yang relatif mahal. Berbeda dengan di desa yang lebih murah.
Artinya, profit margin yang didapat oleh pemilik usaha warung di kota dan di desa juga beda. Anda harus membuat formulasi harga berdasarkan minat beli masyarakat dan kemampuan mereka membayar.
Promosi
Pada dasarnya, promosi warung yang paling manjur adalah dari mulut ke mulut. Asalkan bisa mendapatkan pelanggan loyal dan mau memberikan testimoni, maka Anda bisa mengembangkan usaha dengan cepat.
Nah, untuk membuat mereka menyukai makanan Anda, pada saat soft opening, berikan gratis makanan 50 porsi buat pembeli pertama atau semacamnya.
Ini adalah cara efektif untuk membuat orang lain tertarik untuk mencicipi masakan Anda. Bila mereka suka, roda penjualan akan berputar dengan cepat.
Nama warung
Pikirkan nama warung yang unik, mudah diingat, atau berisi pengharapan yang masuk akal.
Analisis rincian modal dan estimasi BEP usaha warung makan
Sebelum menganalisa usahanya, analisa dulu apa saja yang dibutuhkan untuk membuka bisnis rumah makan ini. Berikut ulasannya:
Peralatan untuk membuka warung makan
Peralatan yang diperlukan adalah peralatan masak biasa. Mulai dari kompor, penggorengan, piring, sendok, garpu, tabung gas LPG, kompor, dll. Kalau ada menu yang membutuhkan alat khusus (misal presto) bisa juga disertakan.
Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan etalase kaca untuk display menunya secara aman, meja dan kursi buat pengunjung yang datang
Rincian modal dan estimasi BEP
Sesuai dengan peralatan yang ditulis di atas, berikut ini rincian modal yang diperlukan untuk membuka warung:
- Etalase kaca 1 set lengkap Rp 1.000.000,-
- Meja dan kursi Rp 1.500.000,-.
- Peralatan masak lengkap Rp 1.500.000,-.
- Lain-lain Rp 500.000,-
Investasi awalnya Rp 4.500.000,-
Selanjutnya untuk menghitung biaya operasional per hari, berikut detailnya:
- Beras yang dibutuhkan 4 kg per hari, perhitungannya 4 x 30 x Rp 10.000 = Rp 1.200.000,-.
- Ayam 2 kg untuk 25 potong, perhitungannya 2 x 30 x Rp 28.000 = Rp 1.680.000,-
- Tempe per hari habis Rp 10.000,- (50 iris), maka sebulan 30 x Rp 10.000,- = Rp 300.000,-.
- Tahu per hari habis Rp 5.000,- (30 iris), maka sebulan 30 x Rp 5.000,- = Rp 150.000,-.
- Telur 2 kg (32 butir) per hari, perhitungannya sebulan 2 x 30 x Rp 23.000 = Rp 1.380.000,-.
- Sayuran per hari habis Rp 10.000,- sebulan totalnya 30 x Rp 10.000,- = Rp 300.000,-.
- Lain-lain (air, listrik, bumbu dapur, lombok, dll) estimasinya Rp 500.000,-
Maka biaya operasional sebulan adalah Rp 5.510.000,-.
Pendapatan harian dan bulanan
Berikut ini adalah pemisalan harga yang dipatok untuk menu ayam, telur, dan tempe:
- Nasi + ayam + sayur seharga Rp 7.000,-. Jika dalam satu hari habis, maka pendapatannya menjadi 25 x Rp 7.000,- = Rp 175.000,-
- Nasi + telur + sayur seharga Rp 4.000,-. Jika dalam satu hari habis, maka pendapatannya menjadi 32 x Rp 4.000,- = Rp 128.000,-.
- Nasi + tempe + sayur seharga Rp 2.500,-. Jika dalam satu hari habis, maka pendapatannya menjadi 50 x Rp 2.500,- = Rp 125.000,-.
- Nasi + tahu + sayur seharga Rp 2.500,-. Jika dalam satu hari habis, maka pendapatannya menjadi 30 x Rp 2.500,- = Rp 75.000,-.
Artinya, dalam satu hari, pendapatan warungnya adalah:
175.000 + 128.000 + 125.000 + 75.000 = Rp 503.000,-
Dalam sebulan, bisa mendapatkan uang sebanyak Rp 15.090.000,-
Dengan biaya operasional sebagaimana disampaikan di atas dan diasumsikan semua produk terjual habis, dalam sebulan Anda bisa mengantongi laba atau keuntungan sebanyak:
15.090.000 – 5.510.000 = Rp 9.580.000,-
Uang ini bisa dipakai untuk mengembalikan investasi awal secara langsung. Jadi, bisa BEP di bulan pertama. Berbeda dengan usaha pertamini yang balik modal di bulan ke-3 karena alatnya yang lebih mahal.
Tapi perhitungan di atas tergantung pada pilihan Anda untuk mengambil sewa tempat usaha atau mempekerjakan karyawan atau tidak. Jika Anda menyewa tempat dan ada karyawan, maka beban operasionalnya akan bertambah.
Selain itu, harga makanan di atas memang diambil yang murah dengan asumsi dijual dekat area pedesaan. Jadi, Anda masih bisa menaikkan harganya.
Demikian info peluang usaha, resiko, kiat sukses, dan perhitungan modal usaha warung makan. Perhitungan di atas bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan harga di pasar yang sering berubah.