Peluang Usaha Budidaya Ikan Lele buat Pemula dan Analisanya

Dengan uang 5 jutaan, Anda bisa memulai usaha budidaya ikan lele yang berpenghasilan bulanan. Bahkan, investasi awalnya bisa langsung kembali saat panen pertama kali.

Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang paling banyak digemari di Indonesia. Harga yang murah, rasanya yang enak, dan struktur tubuhnya yang minim duri tampaknya menjadi alasan.

Selain itu, lele juga memiliki karakteristik yang mudah dibudidayakan. Mereka bisa tumbuh dalam kolam yang kecil dengan tingkat kepadatan tinggi.

Oleh karena itu, bisnis budidaya ini sangat direkomendasikan buat pemula. Anda mau mencobanya? Cek ulasan ini sampai selesai.

Ide dan peluang usaha budidaya ikan lele yang prospeknya sangat bagus

Ide dan peluang usaha budidaya ikan lele yang prospeknya sangat bagus

Sumber foto: pixabay.com

Prospek usaha ikan lele memang cukup menggiurkan. Berikut ini beberapa alasan yang mendasari hal tersebut:

  1. Peminat lele sangat tinggi. Mulai dari tukang sayur, pengepul atau pedagang besar di pasar, pemilik katering rumahan, penjual lalapan atau pecel lele, hingga restoran.
  2. Ikan lele lebih mudah dibudidayakan karena tahan dikembangbiakkan dalam kolam yang kecil.
  3. Bisa dimulai dengan modal yang kecil.
  4. Harga lele cenderung stabil. Hanya mungkin ada perbedaan di beberapa daerah.
  5. Budidayanya bisa menggunakan metode yang praktis. Hanya dengan mengandalkan terpal tanpa perlu menggunakan beton yang mahal. Pemakaian terpal juga jauh lebih menguntungkan karena bisa dibongkar pasang dengan mudah.
  6. Tingkat konversi pangannya bagus, sehingga bisa dikembangkan dengan baik dan cepat. Artinya, mereka tidak terlalu rewel dengan pakan.

Itulah beberapa alasan mengapa prospek bisnis ini sangat bagus sehingga cocok buat pemula.

Risiko usaha ternak lele pemula

Risiko usaha ternak lele pemula

Sumber foto: pixabay.com

Sebagai pemula, berani mengambil langkah pertama untuk memulai sebuah usaha adalah hal yang bagus. Untuk mempertahankan semangat ini, Anda perlu mewaspadai risiko bisnisnya. Berikut ini adalah risiko bisnis ternak lele:

  1. Persaingannya cukup tinggi, baik dari kalangan yang sudah pro maupun kalangan yang baru menjajal dunia bisnis.
  2. Pembesaran ikan lele membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, Anda harus terus mengeluarkan uang untuk memberikan pakan dan perawatan.
  3. Pendapatannya baru akan diterima bila ternaknya sudah memasuki masa panen.
  4. Selama perawatan, Anda harus benar-benar menjaga kebersihan kolam dan melakukan perawatan berkala sebab hewan air ini juga lumayan mudah terkena penyakit.

Meski masih pemula, risiko-risiko yang tertulis di atas bukanlah sebuah hambatan buat pebisnis karena selalu ada solusi untuk menyelesaikannya.

Solusi dan strategi usaha ikan lele sukses

Berikut ini beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memajukan peluang usaha budidaya ikan lele:

Ikuti cara budidaya yang benar dan jangan asal-asalan

Sebelum memulai usahanya, hendaknya Anda mencari tahu lebih banyak mengenai langkah pembudidayaan yang benar sehingga dapat meminimalkan risiko kegagalan.

Berikut ini beberapa hal yang harus Anda lakukan:

  1. Cari tahu cara membuat kolam dengan memakai terpal. Pilihlah tipe kolam terpal yang sesuai dengan lahan yang tersedia. Apakah terpal di bawah permukaan tanah, di atas permukaan tanah, atau beton berlapis terpal.
  2. Cari tahu bibit lele terbaik dan tempat belinya. Misalnya dengan membeli bibit lincah yang dapat mengonsumsi pelet butiran berusia 2 minggu atau yang berjenis berjenis F999. Pemilihan bibit yang tepat akan berdampak pada perawatan yang mudah.
  3. Temukan rasio ukuran kolam terbaik dengan jumlah ikan lelenya. Misalnya kolam 2 x 3 meter untuk 1.000 ekor ikan lele. Tinggi airnya sekitar 30 cm.
  4. Ketahui pakan terbaik untuk lele dan cara pemberiannya sebab inilah komponen yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kualitas lele.
  5. Isi kolam dengan air setinggi 30 cm satu minggu sebelum bibit dimasukkan. Air bisa ditambahi secara bertahap dengan ketinggian 15 cm. Total maksimalnya nanti adalah 80 cm.
  6. Dari awal diisi air, kolam tersebut perlu penggantian air sebanyak 2x sampai umur lelenya kurang lebih 2 bulan.
  7. Cek ukuran lele sebelum panen. Secara umum, ukuran lele yang dijual di pasar biasanya berisi 8-10 ekor per kg. Masa tunggunya sekitar 3 bulan.

Anda bisa mencari info lebih detail mengenai teknik budidaya melalui buku, majalah, internet, atau bertanya kepada orang yang sudah berpengalaman.

Jaga selalu kualitas produk yang akan dijual ke pasaran

Selalu jaga kualitas produk yang akan dijual di pasar. Jangan sampai ada catat pada ikan tersebut karena bisa mempengaruhi kepercayaan pembeli.

Lakukan teknik pemasaran yang bagus dan terstruktur

Karena persaingannya yang tinggi, Anda harus melakukan teknik pemasaran yang keren. Di antaranya adalah dengan:

  1. Mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut.
  2. Memperluas jaringan ke pedagang pasar, tukang sayur, pembuat abon lele, dll.
  3. Pemasaran langsung ke end user dengan memasang banner “SEDIA LELE” di depan rumah.
  4. Memasarkan lele secara online.
  5. Jual bibit.

Dengan cara di atas, kemungkinan usaha budidaya ikan lele Anda terkenal luas pun makin besar.

Analisa budidaya lele 1000 ekor per kolam: modal dan estimasi BEP

Analisa budidaya lele 1000 ekor per kolam modal dan estimasi BEP

Sumber foto: unsplash.com

Berikut ini adalah perhitungan kasar mengenai modal, pendapatan, hingga estimasi BEP usaha ternak lele:

Investasi atau modal awal

Investasi yang diperlukan pertama kali adalah pembuatan kolam dan penyediaan bibit. Berikut ini detailnya:

  1. Bibit ikan lele sebanyak 4.000 seharga masing-masing Rp 450,-. Totalnya Rp 1.800.000,-.
  2. Buat 4 kolam, jadi butuh 4 terpal ukuran 2 x 3 @ Rp 100.000,-. Totalnya Rp 400.000,-.
  3. Peralatan untuk kolam seperti kayu, paku, bambu, dll dianggarkan Rp 200.000,-.
  4. Selang air 30 m seharga Rp 50.000,-.
  5. Ember besar sebanyak 4 buah @ Rp 40.000,-. Totalnya Rp 160.000,-.

Dari uraian di atas, total biaya investasinya adalah Rp 2.610.000,-.

Biaya operasional bulanan

Selanjutnya, Anda harus menghitung biaya operasional per bulan atau selama 3 bulan. Termasuk pakan dan perawatan kolamnya. Cek secara rinci di bawah ini:

  1. Pakan ikan atau pelet sebanyak 10 sak dengan harga @ Rp 252.000,-. Totalnya Rp 2.520.000,-.
  2. Biaya penggantian air dan perawatan lainnya Rp 100.000,-. Total 3 bulan Rp 300.000,-.
  3. Listrik per bulan Rp 50.000,-. Total 3 bulan Rp 150.000,-.
  4. Transportasi dan lain-lain Rp 100.000,-. Total 3 bulan Rp 300.000,-.

Estimasi 3 bulan sampai panen, biaya operasional yang harus disiapkan adalah Rp 3.270.000,-.

Artinya, bila ingin digabungkan biaya investasi dan operasionalnya, dari awal Anda harus menyiapkan uang sebesar Rp 5.880.000,-.

Pendapatan dan keuntungan per bulan setelah panen

Jika semua ikan lele tumbuh dengan baik dan 1 kg berisi 10 ekor, maka Anda akan panen sekitar 400 kg lele.

Saat ini, harga ikan lele per kg berkisar di angka Rp 17.000 – Rp 25.000,-. Jika diambil nilai tengahnya maka didapatkan harga per kilogramnya adalah Rp 21.000,-.

Dengan demikian, pendapatannya adalah 21.000 x 400 = Rp 8.400.000,-.

Dengan perhitungan tersebut, keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen adalah Rp 8.400.000 – Rp 5.880.000,- = Rp 2.520.000,-

Begitu panen, modal awal Anda langsung kembali dan kolamnya bisa digunakan lagi untuk budidaya ikan lele di bulan berikutnya. Jadi, cukup sekali keluar modal investasi, Anda bisa untung berkali-kali seperti halnya usaha budidaya kelor.

Itulah rangkuman perhitungan kasar mengenai usaha budidaya ikan lele. Apa yang dihitung di atas kemungkinan akan berbeda dengan yang terjadi di lapangan tergantung kondisi masing-masing orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Related posts