7 Penyebab Perceraian, Mana Yang Paling Sering Terjadi?

7 Penyebab Perceraian – Perceraian merupakan proses yang sulit bagi pasangan. Akibat bercerai, mereka bisa tersakiti secara fisik maupun emosional. Dalam Islam, perceraian adalah hal yang halal namun sangat dibenci oleh Allah.

Banyak pasangan tidak mendapatkan titik temu saat terjadi masalah dalam rumah tangga. Selain egoisme masing-masing pihak, chemistry antara keduanya sudah tidak dapat terbentuk lagi. Perceraian menjadi solusi terakhir meski itu sangat menyakitkan.

Proses perceraian yang tidak nyaman membuat pelakunya ingin segera menyelesaikan serta memulai lembaran baru. Meski tak jarang, pada saat proses perceraian terdapat pasangan yang justru menemukan rasa cintanya kepada pasangan dan akhirnya kembali rujuk hidup damai.

Lantas apa saja sebenarnya sebab dari perceraian? Berikut ini hal-hal yang dapat menyebabkan perceraian. Tujuh penyebab perceraian yang paling sering kita temui di sekitar kita.

1. Perbedaan prinsip

Alasan perbedaan prinsip sering digunakan oleh para pasangan ketika bercerai. Masalah prinsip ini biasanya berkaitan dengan agama, karir, anak, dan perbedaan lainnya. Bahkan terkadang masalah hobi pasangan kerap menjadikan masalah sebagai pemicu pertengkaran yang berakibat perceraian.

Termasuk ketika pasangan suami istri hidup bersama dengan orang tua. Banyak pasangan yang prinsip dalam rumah tangganya “terganggu” ketika tinggal bersama dengan orang tua. Hal ini juga menjadi penyebab perceraian meski angkanya relatif sedikit.

2. Kekerasan


Masalah kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi salah satu penyebab pasangan bercerai. Kekerasan fisik merupakan faktor utama kenapa istri atau suami menggugat cerai pasangannya. Indonesia memiliki hukum berat untuk pasangan yang melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).

Meski bisa diselesaikan secara hukum, banyak pasangan memilih bercerai ketimbang hidup dalam balutan kekerasan dan traumatik.

Simak juga : 5 Jawaban ala Jogja Saat Ditanya Kapan Nikah

3. Perselingkuhan


Siapa yang tahan hidup dimadu? Apalagi kalau perselingkuhan itu sudah menyangkut aktivitas seksual. Alasan ini pun sering dipakai untuk menceraikan pasangan. Ingat, perselingkuhan bukan hanya merupakan aktifitas penyaluran hasrat seksual kepada selain pasangan.

Banyak orang telah terjebak pada perselingkuhan meski hanya sekedar enjoy atau menikmati waktu bersama orang lain selain pasangan. Kebiasaan terbuka, sering curhat, setiap hari bertemu seperti teman kantor kerap menjadi pasangan selingkuh meski tak selalu berujung di tempat tidur.

Kenyamanan semu yang didapat di luar rumah ini mengurangi kualitas hubungan suami istri hingga dapat melunturkan perhatian, kasih sayang, waktu dan kebersamaan. Saat hal itu sudah akut, pertengkaran baik panas maupun dingin bakal kerap terjadi hingga berakhir di meja hijau.

4. Kecanduan


Banyak orang yang kerap merokok, mabuk, sampai minum obat-obatan terlarang. Kalau sudah kecanduan, tidak jarang mereka akan diceraikan oleh pasangannya. Tidak semua orang dapat menerima baik buruk pasangannya. Apalagi jika hal itu sudah cenderung merusak tata kehidupan maupun moralitas.

Mungkin masih ada sebagian orang baik suami maupun istri yang memaklumi pasangannya merokok. Namun jika sudah masuk ke alkohol, minuman keras, narkoba atau perjudian, tentu saja tak sedikit pasangan yang merasa rendah. Hal itu lantas berujung di ketok palu hakim pengadilan agama.

5. Keuangan


Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Tetapi kalau tak ada uang, seseorang bisa lari dari pasangannya. Masalah finansial ini tak jarang ditemukan sebagai pemicu perceraian.

Meski pada saat awal berhubungan masing-masing pasangan mengatakan “aku akan menerimamu apa adanya”, tetapi kemudian jika kenyataan sudah berkata lain, maka keuangan dalam rumah tangga memberi peran penting dalam stabilitas ekonomi.

Tak sedikit suami yang ogah-ogahan bekerja keras hingga kebutuhan dasr rumah tangganya tak tercukupi. Hal ini menjadi salah satu penyebab paling populer dalam setiap perceraian.

Namun tentu saja, istri juga harus bijak. Dalam mengelola keuangan, istri juga perlu memiliki kemampuan dalam manajemen keuangan. Tak sedikit pria yang merasa jengah ketika istri meminta uang belanja berlebihan dan menyulut pertengkaran hingga ke meja pengadilan.

6. Komunikasi


Apa artinya hidup bersama jika tak pernah berkomunikasi? Terutama jika salah satu pasangan tinggal jauh dari rumah karena alasan pekerjaan. Buruknya komunikasi pun bisa membuat sebuah rumah tangga jadi hancur.

Pada saat frekwensi komunikasi  menurun, masing-masing pihak biasanya akan mencari kesibukan lain. Hal ini kerap menjadi pemicu penyimpangan yang berakhir pada menurunnya kualitas hubungan.

Sikap terbuka masing-masing pihak diperlukan agar komunikasi terus terjaga. Meski, tak sedikit orang yang tidak suka ketika pasangannya terus bertanya setiap saat dengan pertanyaan, “lagi dimana, sama siapa, ngapain, pulang jam berapa?”

7. Seks


Seks jelas penting dalam kehidupan pernikahan. Tanpa seks, semuanya akan terasa hambar. Daripada hidup seperti itu, kebanyakan orang akhirnya memutuskan untuk bercerai. Banyak suami yang tak paham akan beratnya pekerjaan rumah tangga yang dilakukan oleh istri.

Pekerjaan rumah memang terlihat sepele dan tidak menghasilkan, tetapi ketika kondisi badan istri mulai kecapekan, maka tidur dan bermalas-malasan adalah sesuatu yang menyenangkan. Pada saat itu, hasrat seksual istri kerap menurun.

Jangankan untuk memulai mencumbu suami, untuk menerima sentuhan saja istri bisa sambil marah. Hal itu kerap menjadi persoalan dalam rumah tangga.

Pun sebaliknya, seorang suami juga perlu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh agar dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Tak sedikit wanita yang memiliki hasrat tinggi namun tak terpenuhi secara maksimal oleh suami.

Sebenarnya ada solusi dalam setiap masalah tersebut di atas. Namun itu semua terserah pada pribadi masing-masing yang menjalani kehidupannya.

Related posts