Peluang Usaha Ternak Lebah Madu dan Analisa Usahanya

Ternak lebah madu tergolong usaha yang menguntungkan. Bagaimana tidak, semua orang suka sekali dengan makanan manis satu ini. Tidak hanya berfungsi sebagai tambahan pemanis rasa, madu juga bisa menjadi obat bagi banyak penyakit. Selain itu, madu juga bisa berfungsi sebagai tambahan pada sabun, kosmetik, dan produk perawatan kulit. Madu asli memiliki banyak peminat, baik untuk konsumsi pribadi hingga untuk skala industri.

Karena potensi madu sedemikian besar, tentunya ternak lebah madu juga menjadi peluang usaha yang menggiurkan. Pada kesempatan kali ini, Angkasa akan membahas mengenai peluang usaha ternak lebah madu, jenis lebah madu yang diternakkan, caranya, hingga analisa usahanya. Yuk, simak baik-baik pembahasannya berikut ini.

Peluang Usaha Ternak Lebah Madu

Sumber gambar: Pexels.com

Usaha ternak lebah madu memiliki kelebihan dan kendalanya tersendiri. Selain itu, ternak lebah madu berbeda dengan ternak unggas pada umumnya. Jika pada ternak binatang lain memerlukan modal dan biaya operasional bulanan seperti pakan, vitamin, serta vaksin dan obat, maka pada lebah madu modal utamanya adalah pengetahuan dasar siklus hidup lebah madu.

Selain itu, tergantung jenis lebah madunya, kita bisa memilih cara beternak yang cukup santai dengan menetap, atau cara beternak lebah madu yang berpindah-pindah mengikuti siklus penyerbukan bunga pada buah-buah atau tanaman tertentu. Yuk, langsung saja kita bahas kira-kira peluang apa saja dan kendala apa yang mungkin kita hadapi saat beternak lebah madu.

1. Madu Memiliki Banyak Manfaat

Tidak dapat dipungkiri, madu memiliki segudang manfaat. Dari sebagai penambah manis rasa pada beragam kue dan masakan hingga sebagai obat berbagai penyakit, antioksidan, meredakan batuk, menjaga sistem pencernaan, penambah daya ingat, menjaga kesehatan jantung, dan penguat daya tahan tubuh.

Madu mengandung banyak senyawa aktif seperti vitamin A (retinol), vitamin E (tocopherol), vitamin K, vitamin B kompleks, vitamin C, flavonoid, asam fenolik, dan karotenoid. Tidak heran jika senyawa aktif tersebut membuat madu tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga bagus untuk kecantikan kulit.

2. Pasar Madu Tidak Pernah Surut

Dengan ragam manfaat yang ditawarkan madu, tidak heran jika pasar madu tidak pernah surut. Bahkan di masa sulit sekalipun, madu tetaplah penting dan harganya juga jarang sekali turun. Apalagi dengan banyaknya isu madu campuran atau palsu di pasaran, menjual madu asli dan murni tentunya memiliki poin tambahan tersendiri. Akan selalu ada orang yang berminat mencari madu asli bahkan ke peternakan lebah madu langsung.

3. Madu untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit

Madu juga banyak dicari karena manfaatnya untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Madu banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk perawatan kulit karena sifatnya yang mampu membuka pori-pori dan membersihkan komedo, bersifat antiseptik, mampu menyembuhkan luka, melembabkan, dan meratakan warna kulit. Madu dijadikan kandungan dalam banyak produk kosmetik seperti lip balm, masker, pelembab, hingga sampo.

Kendala Usaha Ternak Lebah Madu

Sumber gambar: Unsplash.com

Semua jenis usaha pasti memiliki kendala, tidak terkecuali dengan usaha ternak lebah madu. Apa saja kendala ternak lebah madu? Berikut ini uraiannya.

1. Lebah Bermigrasi

Jika Anda memilih usaha ternak lebah menetap, salah satu resiko yang paling sering dihadapi oleh para peternak lebah adalah lebah-lebah yang kabur atau bermigrasi ke daerah yang vegetasi tumbuhannya lebih banyak. Beternak lebah madu memang lebih mudah karena kita tidak perlu repot-repot memberi lebah-lebah makan ini setiap hari.

Meskipun lebah madu yang kita ternakkan bisa mencari makan sendiri, jika vegetasi tumbuhan di sekitar sarang lebah kurang beragam lebah madunya bisa saja bermigrasi. Lebah mencari makan dan membuat madu dari nektar tumbuhan di sekitarnya, makanya tidak heran jika kebanyakan para peternak memilih membangun sarang lebah di sekitar perkebunan buahnya.

2. Faktor Cuaca

Jika cuaca sedang banyak-banyaknya hujan sampai mengakibatkan gagal panen pada perkebunan buah maupun bunga, ini juga sangat berpengaruh bagi lebah madu. Lebah madu sangat bergantung pada bunga dan jika pohon gagal berbunga, maka lebah madu pun akan kelaparan.

3. Hama

Tidak hanya bertani atau berkebun dapat diganggu oleh hama. Beternak lebah madu pun bisa terserang hama berupa kutu. Madu atau sarang lebah yang terserang kutu bisa menyebabkan gagal panen.

Kutu atau tungau yang memiliki nama varroa ini merupakan kutu yang makan darah lebah madu. Selain mengisap darah, kutu ini juga dapat membawa virus yang bisa menginfeksi lebah, baik pupa lebah maupun lebah dewasa. Kutu ini cukup berbahaya karena dapay menyebabkan kematian koloni lebah.

4. Kondisi Lingkungan Masyarakat

Banyak masyarakat yang memiliki pendapat buruk terkait peternakan lebah madu, terutama di kalangan masyarakat yang memiliki kebun buah atau kebun tanaman lain. Pada peternakan lebah madu yang secara tahunan berkeliling dari satu kebun ke kebun lain agar lebah-lebahnya dapat makan, di beberapa tempat bisa saja terkendala karena masyarakat berpikir peternak lebah madu membuat perkebunan mereka gagal panen.

Pendapat ini kerap membawa konflik dan tidak jarang membuat para peternak lebah madu diusir dari kawasan perkebunannya. Oleh karena itu, penting untuk meminta izin dan melakukan hearing dengan para pemilik kebun terkait kunjungan para peternak lebah.

Sebetulnya, lebah-lebah mampu mempercepat penyerbukan bunga-bunga kebun dan mempengaruhi kualitas panen buah dan tanaman agar maksimal. Di Amerika misalnya, salah satu pendapatan para peternak lebah justru dari jasa penyerbukan karena lebah madu mampu meningkatkan hasil produksi kebun. Dengan komunikasi yang baik, kendala ini bisa diatasi. Jika perlu, mintalah bantuan pada dinas perkebunan setempat.

Jenis Lebah Madu yang Bisa Diternakkan di Indonesia

usaha ternak lebah madu
Sumber gambar: Unsplash.com

Di Indonesia, ada dua jenis lebah madu yang biasa dibudidayakan, yaitu lebah lokal (Apis cerana) dan lebah Eropa (Apis Mellifera). Keduanya memiliki cara peternakan dan karakteristik yang berbeda.

1. Lebah Lokal (A. cerana)

Lebah lokal biasanya dibudidayakan secara menetap (stationary keeping) di pedesaan. Apis cerana merupakan lebah yang terdapat di Asia, terutama kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Lebah Apis cerana dewasa berwarna hitam dengan empat buah strip kuning pada tubuhnya. Selain itu, terdapat karakteristik yang berbeda antara lebah pekerja, lebah jantan, dan ratu lebah.

Apis cerana pekerja memiliki organ tubuh khusus untuk mengangkut serbuk sari serta sebuah sengat pada bagian organ yang biasanya merupakan organ untuk bertelur. Ratu lebah memiliki badan yang lebih besar karena alat reproduksi, dan Apis cerana jantan yang memiliki tugas reproduksi memiliki mata yang lebih besar dan tanpa sengat.

Apis cerana biasa ditemukan di hutan hujan tropis, savana yang kering dan basah, dan daerah stupa. Tidak heran jika Apis cerana ada di daerah utara Rusia, di Indonesia, Jepang, hingga Afghanistan. 

2. Lebah Eropa (A. mellifera)

Lebah asal Eropa ini dikenal juga dengan nama lebah unggul. Seunggul namanya, Apis mellifera memiliki kualitas madu yang lebih baik dan dengan madu yang melimpah. Selain itu, Apis mellifera juga merupakan lebah madu yang lebih jinak dan jarang menyengat.

Biasanya, lebah unggul ini diternakkan secara berpindah-pindah (migratory keeping). Lebah-lebah ini digembalakan sesuai dengan musim tanaman berbunga. Jadi jangan heran kalau peternak lebah unggul selalu berkunjung ke kebun tertentu yang sedang berbunga, bahkan beberapa peternak bisa saja berkeliling ke beberapa kebun dalam satu tahun, tergantung kebutuhan lebah madunya.

Jika koloni lebah masih tergolong lemah, maka lebah akan digembalakan di kebun dengan serbuk sari. Jika sudah mulai siap panen, lebah digembalakan di kebun yang penuh dengan nektar. Kebanyakan peternakan lebah Apis mellifera masih terkonsentrasi di pulau Jawa karena ragam perkebunan yang lebih banyak dan akses transportasi yang lebih mudah dijangkau.

Siklus Kehidupan Lebah Madu

ternak lebah madu
Sumber gambar: Unsplash.com

Lebah merupakan salah satu serangga yang proses pertumbuhannya disebut dengan metamorfosis. Metamorfosis pada lebah terjadi dalam 4 tahap, yaitu telur – larva – pupa – imago (lebah dewasa).

Lebah juga merupakan serangga yang unik karena memiliki tiga kasta. Kasta tertinggi adalah Ratu Lebah, kemudian diikuti dengan Lebah Jantan, dan pada kasta terbawah ada lebah pekerja. Masing-masing kasta memiliki ciri khas dan perannya sendiri.

1. Fase Telur

Fase telur dimulai ketika sang Ratu bertelur di dalam sebuah sarang yang disiapkan oleh koloni lebah. Sarang lebah terbagi menjadi banyak sel, dan masing-masing sel diisi dengan satu telur. Ukuran telur terlampau kecil untuk dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya hanya 1,7 mm, seperti butiran beras.

Sejak dari telur, kasta lebah sudah terlihat. Telur dengan kasta berbeda diletakkan pada sel sarang yang berbeda pula, serta mengalami pertumbuhan yang juga berbeda. Telur lebah pekerja pada umumnya memiliki sel sarang yang lebih besar dibanding sel sarang kasta lain.

Telur lebah akan menetas dan keluarlah larva tiga hari setelah telur diletakkan di sarang. Proses dari telur menuju larva cukup cepat dibanding hewan-hewan lain yang juga bermetamorfosis.

2. Fase Larva

Setelah telur menetaskan larva, maka lebah pekerja akan membawakan banyak makanan ke dalam sarang. Larva-larva ini cukup rakus, mereka bisa makan hingga 1.300 kali dalam sehari. Larva tumbuh dengan cepat dan menjadi pupa setelah berganti kulit lima kali.

3. Fase Pupa

Saat fase pupa dimulai, para lebah pekerja akan menutup rumahnya dengan lilin lebah dan menyegel rumahnya. Fase ini berlangsung selama 12 hari. Dalam kurun waktu 12 hari, calon lebah mengalami pembentukan dan penyempurnaan organ tubuh seperti mata, kaki, sayap, dan sengat. Mata larva yang sebelumnya merah berubah menjadi ungu dan kemudian menjadi hitam.

Pada hari ke-12, pupa yang mulai sempurna memakan lilin lebah yang menjadi segel. Lebah yang memakan lilin lebah ini kemudian keluar sarang dan resmi menjadi lebah dewasa (imago).

4. Fase Imago

Pada fase imago (lebah dewasa), lebah akan keluar dari sarang dengan memakan lilin dan siap menjalankan tugas sesuai dengan peran masing-masing. Lebah pekerja akan bertugas membuat sarang dan mencari makan, lebah prajurit atau lebah jantan bertugas melindungi sarang, dan lebah ratu bertugas untuk bereproduksi.

Peran masing-masing kasta sangat penting untuk membangun koloni baru. Koloni-koloni inilah nantinya yang akan menghasilkan madu.

Cara Budidaya Peternakan Lebah Madu

Pada artikel ini, cara budidaya yang akan dibahas dan dianalisa adalah budidaya migratory keeping (budidaya berpindah-pindah sesuai musim buah dan bunga dengan lebah Apis mellifera). Kali ini, akan dijelaskan bagaimana cara memilih bibit lebah madu berkualitas, peralatan apa yang harus Anda siapkan, cara memperbanyak koloni lebah, membuat calon ratu lebah, penggembalaan lebah madu, dan proses panen madu.

1. Memilih Bibit Lebah Madu

Berikut ini ciri-ciri yang harus Anda perhatikan saat memilih bibit lebah madu:

  • Koloni tersebut memiliki ratu lebah yang sehat, bagus secara fisik, dan berusia antara 3 bulan hingga 1 tahun.
  • Ratu lebah menghasilkan telur yang banyak dan berkualitas.
  • Memiliki hasil panen yang melimpah, baik itu madu, bee pollen, royal jelly, dan propolis.
  • Larva lebah terlihat segar dan lebah-lebah di koloni tersebut terlihat lebih agresif dan lebih aktif.

2. Peralatan yang Harus Anda Siapkan

Berikut ini peralatan yang harus Anda siapkan:

  • Rumah lebah yang berupa kotak, terbuat dari kayu suren, jati, atau mahoni.
  • Bingkai kayu sebagai tempat sarang madu.
  • Alat pengasap untuk menjinakkan lebah yang agresif saat panen.
  • Masker pelindung serangan lebah yang melindungi bagian wajah, kepala, dan tubuh.
  • Pengungkit sisiran madu.
  • Sikat sisiran madu.
  • Sarung tangan, penyekat untuk memisahkan ratu lebah (frame royal jelly), dan tempat makan di dalam kotak kayu rumah lebah.
  • Pollen trap untuk panen bee pollen.
  • Ekstraktor untuk panen madu.

3. Memperbanyak Koloni Lebah Madu

Untuk memperoleh keuntungan optimal, setidaknya kita memiliki 100 kotak koloni lebah madu. Berikut ini langkah-langkah untuk memperbanyak koloni lebah madu:

  • Berikan kesempatan pada lebah madu untuk mengumpulkan makanan lebih banyak dengan cara menggembalakannya ke perkebunan kaya nektar dan serbuk sari. Jika pakan cukup, ratu lebah akan lebih banyak menghasilkan telur dan lebah pekerja pun giat membuat sarang baru.
  • Siapkan calon ratu lebah madu untuk ditempatkan ke dalam koloni lebah madu yang baru.
  • Pisahkan koloni lebah madu yang sudah mulai padat ke dalam kotak koloni lebah yang baru, serta tempatkan calon ratu lebah baru ke dalam kotak koloni baru ini.

4. Membuat Calon Ratu Lebah

Setiap koloni baru memerlukan satu ratu lebah di kotak koloninya. Berikut ini cara membuat calon ratu lebah:

  • Ambil larva lebah madu berusia satu hari dan masukkan larva tersebut ke dalam satu potong frame royal jelly.
  • Tempatkan potongan frame royal jelly berisi larva tadi pada kotak super (kotak lebah madu yang sudah berisi koloni dan minimal dua tingkat).
  • Sekat potongan tersebut, dimana ratu lebah madu koloni ada di bagian bawah dan frame royal jelly calon ratu ada di bagian atas kotak. Kotak disekat agar ratu yang sudah ada di koloni tidak bisa mendekati calon ratu lebah madu.
  • Diamkan selama 11 hari sampai calon ratu berubah menjadi kepompong.
  • Setelah 11 hari, calon ratu dipindah ke kotak lebah yang berisi koloni tanpa ada ratu.
  • Setelah 13 hari, calon ratu keluar kepompong dan langsung diangkat menjadi ratu lebah oleh koloni tersebut.
  • Biasanya setelah seminggu menjadi ratu, ratu lebah sudah siap kawin dan mengembangkan koloni baru di kotak tersebut.

5. Penggembalaan Lebah Madu

Untuk lebah Apis mellifera, para peternak biasanya menggembalakan lebah madunya pada bulan Mei hingga September. Umumnya, para peternak lebah madu menggembalakan lebah ke perkebunan karet, kapuk, rambutan, lengkeng, mangga, dan kopi. Madunya pun beragam tergantung jenis bunga.

Panen pun dilakukan antara bulan Mei hingga September. Para peternak lebah madu harus pandai-pandai mengatur keuangannya karena penghasilan inilah yang digunakan untuk menghidupi keluarga, pegawai, dan juga proses ternak lebah madu selama satu tahun.

Hasil panen beragam, selain madu ada bee pollen, royal jelly, dan juga propolis. Setelah bulan September, musim bunga sudah lewat. Untuk menutupi biaya perawatan lebah madu, peternak bisa menggembalakan lebahnya ke perkebunan jagung.

5. Proses Panen

Saat panen, gunakan baju serta penutup kepala. Usahakan seluruh bagian tubuh terlindungi agar tidak disengat lebah. Proses panen menggunakan proses pengasapan dimana rumah lebah diasapi dan kemudian lebah akan menjauh. Peternak akan mengambil sarang madu yang ada di frame kotak koloni.

Analisa Usaha Ternak Lebah Madu

Berikut ini rincian analisa modal, biaya operasional, dan estimasi keuntungan ternak lebah madu.

Modal

modal ternak lebah madu

Biaya Operasional (1 tahun)

operasional ternak lebah madu

Estimasi Untung

untung ternak lebah madu

Total Untung Bersih

= Untung Kotor – (Modal + Operasional )
= Rp 160.000.000,-  – (Rp 31.124.000,- + Rp 25.700.000,-)
= Rp 160.000.000,-  – Rp. 56.824.000,-
= Rp 103.176.000,- (dalam setahun)

Per bulan, untung bersihnya sekitar Rp. 8.598.000,-

Nah, bagaimana, apakah Anda tertarik dengan usaha ternak lebah madu? Jika iya, sebaiknya Anda juga menambah wawasan Anda terkait usaha ini dari peternak lebah madu yang sudah sukses, membaca buku-buku referensi terkait, dan bila perlu mengikuti kursus ternak lebah madu. Selamat berbisnis dan semoga berhasil.

Related posts