Berpeluang hasilkan 2 jutaan/bulan, usaha budidaya ikan nila menjadi sangat direkomendasikan. Modalnya tidak terlalu besar tapi harga jualnya terbilang tinggi di pasaran.
Nila menjadi salah satu jenis ikan air tawar yang banyak peminat. Dagingnya yang enak dan lembut menjadi alasannya.
Menariknya lagi, belum banyak orang yang melirik bisnis ini sehingga masih sepi pesaing. Hal ini tentu berbeda dengan usaha budidaya ikan lele yang persaingannya sangat tinggi.
Nila juga memiliki ketahanan tubuh yang baik terhadap penyakit. Artinya, dia cenderung mudah dikembangkan atau dibudidayakan.
Agar lebih jelas mengenai prospek bisnis, risiko, strategi, hingga analisa usahanya, kami akan membahas rangkumannya dalam artikel ini.
Prospek dan peluang usaha budidaya ikan nila
Ide untuk memulai usaha ikan nila cukup menguntungkan sebab tingkat konsumsi nila di Indonesia cukup tinggi. Permintaan dari end user atau ibu rumah tangga terus mengalir setiap harinya.
Belum lagi, ikan ini juga menjadi pengganti lele buat sebagian orang. Yakni buat orang-orang yang tidak doyan atau enggan memakan lele karena alasan pribadi.
Nah, berikut ini disampaikan beberapa poin yang menjadikan bisnis ternak nila memiliki prospek yang cukup bagus:
- Harga pasar ikan nila cenderung tinggi. Lebih mahal bila dibandingkan dengan lele.
- Satu kilogram ikan nila isinya hanya beberapa ekor. Sekitar 6-7 ekor untuk ukuran sedang. Kalau besar, 4 ekor pun kadang sudah 1 kg.
- Persaingannya cukup rendah karena belum banyak yang melirik. Kebanyakan orang yang membudidayakan nila adalah pemain lama atau mereka yang sudah pro.
- Modalnya tidak terlalu besar dan dapat disesuaikan dengan budget yang ada.
- Ikannya tahan terhadap penyakit dan mudah dikembangbiakkan.
- Harga jual yang ada di pasaran untuk ikan jenis ini sangat stabil. Tidak mudah naik turun sehingga perhitungan modal vs labanya lebih mudah.
- Permintaan yang tinggi berasal dari ibu rumah tangga, tukang sayur, pengepul, restoran, cafe, rumah makan, hingga pembuatan olahan ikan lainnya.
Itulah beberapa prospek yang dapat dikembangkan secara maksimal dari bisnis budidaya ikan nila.
Risiko dan kendala budidaya ikan nila
Meskipun sangat prospek dan peluangnya besar, sangat mungkin bagi para pebisnis untuk menemui kendala saat menjalankan usahanya. Hal tersebut sangat wajar. Yang perlu Anda lakukan hanya mencari solusi terbaik untuk mengatasi kendalanya.
Sumber foto: unsplash.com
Nah, kendala yang mungkin dihadapi saat menjalankan usaha budidaya ikan nila adalah:
- Ada kemungkinan ikan mati dalam proses penebaran benih.
- Meski persaingannya sedikit, tapi jika teknik pemasarannya salah, ikan nilanya tak akan laku terjual.
- Butuh network yang bagus untuk memasarkan nila dalam jumlah banyak. Padahal, dalam sekali panen ada ribuan nila yang harus segera diangkat.
Dalam masa budidayanya, Anda mungkin akan menemui kendala-kendala lain. Misalnya yang berhubungan dengan cara ternaknya, ada catat, atau semacamnya.
Untuk mengatasi itu, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman. Jadi, setiap masalah yang muncul akan semakin meningkatkan kemampuan Anda sebagai peternak nila. Hingga akhirnya Anda jadi mahir dan terbiasa mengatasi kendalanya seiring berjalannya waktu.
Strategi sukses dan cara budidaya ikan nila
Sebagai pemula yang baru mau menjalankan usaha ini, Anda harus siap dengan segala kendala yang mungkin. Berikut ini adalah tips yang dapat dilakukan:
- Memilih lokasi yang strategis agar nilanya lebih mudah dirawat dan diawasi.
- Pilihlah model pembudidayaan. Apakah pakai terpal, beton, atau yang lain. Pilihan ini harus disesuaikan dengan bujet atau modal yang ada.
- Cari tahu cara budidaya yang benar, mulai dari pemilihan benih, penebarannya, hingga pemeliharaannya.
- Anda juga harus mengawasi airnya. Pastikan tidak tercemar karena akan mempengaruhi kualitas akhir dari produk yang akan dijual.
- Kenali masa panen yang baik untuk nila, sekitar 4-6 bulan setelah ditebar benihnya. Tapi hal ini juga tergantung pada bibit awal yang ditebar. Jika bibit yang diambil sudah besar, maka waktunya juga akan lebih singkat.
- Lakukan pemasaran dengan intens. Misalnya dengan memperluas jaringan pemasokan ikannya. Mulailah mencari kenalan di restoran, hotel, pedagang di pasar, atau semacamnya. Dengan begitu, saat ada panen besar Anda tak perlu bingung lagi mau menjualnya ke mana.
Itulah beberapa cara agar bisa sukses menjalankan peluang usaha budidaya ikan nila. Terus semangat belajar dan menemukan solusi untuk setiap kendala yang ada.
Analisa usaha ikan nila 1000 ekor: modal hingga estimasi BEP
Seperti yang disampaikan di atas, bisnis nila ini memiliki modal yang bisa disesuaikan dengan budget. Maka dari itu, yang paling penting adalah menyiapkan uang Anda dulu baru disesuaikan dengan pengeluaran yang ada.
Sumber foto: pixabay.com
Untuk saat ini, kami akan coba membuat estimasi modal, pendapatan, hingga BEP dengan jumlah nila sebanyak 1000 ekor.
Modal bisnis peternakan nila
Untuk memulai usaha peternakan ini, beberapa hal utama yang dibutuhkan adalah lokasi, kolam, bibit, hingga peralatan untuk perawatannya. Berikut ini detail estimasi harganya:
- Untuk membeli bibit, dibutuhkan dana sekitar Rp 500.000,-.
- Pembuatan kolam menghabiskan dana sekitar Rp 2.500.000,-.
- Peralatan seperti jaring, terpal, timba, dll seharga Rp 400.000,-.
- Pompa air dan selangnya seharga Rp 550.000,-.
Dengan demikian, investasi awal membutuhkan dana sekitar Rp 3.950.000,-.
Selanjutnya, Anda harus menghitung biaya operasional yang perlu dikeluarkan selama proses perawatan atau sebelum panen. Berikut ini detail komponen yang dibutuhkan:
- Listrik dan air dianggarkan sekitar Rp 200.000,-.
- Pakan secara total dianggarkan Rp 1.100.000,-.
- Pupuk, vitamin, obat, dll. dianggarkan Rp 500.000,-.
- Bahan lain yang diperlukan sewaktu-waktu Rp 300.000,-.
Dengan perhitungan di atas, didapatkan anggaran dana bulanan sebesar Rp 2.100.000,-.
Pendapatan dan keuntungan budidaya ikan nila
Selanjutnya Anda harus menghitung kemungkinan pendapatan dan keuntungannya.
Misalnya, setelah memasuki masa panen, nila yang didapatkan berukuran rata-rata 6 ekor per kilogram. Artinya, untuk seluruh 1.000 ekor, di dapatkan 167 kg nila.
Sedangkan saat ini, harga ikan nila per kg mencapai angka Rp 24.000,- sampai Rp 27.000,-. Tergantung kualitas dan daerahnya.
Artinya, nilai tengah harga tersebut adalah Rp 25.500,-. Dengan total panen 167 kg nila, maka perhitungan pendapatannya adalah:
167 x Rp 25.500,- = Rp 4.258.500,-.
Dengan demikian, keuntungan yang akan didapatkan adalah:
4.258.500 – 2.100.000 = Rp 2.158.500,-.
Perhitungan di atas merupakan hitungan kasar dan dilakukan secara umum. Belum tentu Anda langsung menjual nila dalam sekali waktu atau panen. Ada kemungkinan dijual harian 10 kg, 15 kg, atau semacamnya.
Estimasi BEP atau balik modal
Berikut ini perhitungan pengembalian modalnya berdasarkan perhitungan laba atau keuntungan di atas:
3.950.000 (modal awal) : 2.158.500 = 1,83 (dibulatkan menjadi 2 bulan).
Artinya, modal sudah kembali di bulan kedua setelah ikannya dapat dipanen.
Terakhir, setelah semua proses usaha budidaya ikan nila selesai, Anda harus mengosongkan dan mengeringkan kolam agar siap untuk ditebari benih lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News